Beranikah engkau menyebutkan tentang suatu hal?
Tentang hal ini, yang telah lama kupendam dalam rasa, dan sekarang begitu meluap-luap ingin segera terjawab.
Tentang hal ini, yang telah lama kupendam dalam rasa, dan sekarang begitu meluap-luap ingin segera terjawab.
Bukan, bukan tentang sudah berapa lama kita bersama, atau
tentang berapa banyak kenangan yang telah kita ciptakan berdua.
Namun, ini tentang diriku yang berada di hatimu. Diurutan
keberapakah dia bernaung?
Apakah berada di puncak teratas sehingga mampu menyentuh
hati, membersamai rasa, dan membuatnya semakin mencinta? Apakah pada posisi itu
aku berada?
Atau mungkin di tempat yang terbawah? Yang semakin jauh dari
keyakinan untuk bisa bersama, terhempas menjauh dari si empunya hati? Apakah
demikian adanya?
Atau justru berada di tengah-tengah? Terombang-ambing entah
harus ke mana, keraguan menjadi selimut tetap yang membuatnya tak mampu
beranjak. Benarkah?
Lantas, di manakah dia?
Bisakah engkau menjawabnya?
Salahkah jika aku berharap lebih?
Yang jika dijawab engkau tidak mampu mendefinisikannya?
Karena seyogyanya hanya aku yang bernaung dihatimu, tanpa ada yang lain
Yang jika dijawab engkau tidak mampu mendefinisikannya?
Karena seyogyanya hanya aku yang bernaung dihatimu, tanpa ada yang lain
Terlalu egokah jika aku berharap menjadi satu-satunya
disitu?
Mengisi keseluruhan relung hati, tanpa menyisakan hal lain untuk masuk menghampiri
Mengisi keseluruhan relung hati, tanpa menyisakan hal lain untuk masuk menghampiri
Namun, sebelum aku terlalu menegaskan inginku dan melangkah
jauh akan harapku
Jangan-jangan engkau tak pernah memberikanku sedikitpun ruang dihatimu. Yang pada akhirnya hanya mampu tersisih, terbang jauh, tanpa sekalipun mampu singgah untuk sekedar menyapa atau memberikannya kesempatan.
Jikalau ternyata demikian adanya, dan engkau masih bahagia dengan yang ada, bolehkah aku mengajukan suatu hal? Perkenankan aku masuk dalam daftar tunggumu
Ya allah, pingin ku banting ni anak.
BalasHapus