Tak mengapa, jika itu adalah sebuah kalimat, tersusun diantara pilihan kata yang ada. Setidaknya kamu sudah mengekspresikannya, lewat bahagia, tangis, tawa, maupun gelisah.
Tak mengapa, bila pada akhirnya hanya ada sebuah paragraf, hasil dari pemikiran panjang berselimut dinginnya malam. Kamu mesti bangga, karena langkah, sudah lebih baik dari titik mulanya.
Tak mengapa pula, jika hanya menjadi cerita yang teramat singkat, tersusun dari tiga paragraf. Kalau dengannya kamu sudah merasa puas, merelakan waktu yang terbuang dengan ikhlas, bahkan tersenyum bahagia pada rentetan akhir hurufnya.
Yang harus kamu pahami adalah…
Terkata cinta tak mesti harus selebar lengan bahkan melebihi hasta, jika pada kata awalnya sudah mampu menyatakan rasa, bukankah itu lebih romantis terasa?
Terkata cinta tak melulu harus seluas samudera yang memisahkan antar benua, jika ternyata pada kalimat awal sudah mampu menegaskan rasa, bukankah itu yang utama?
Terkata cintapun tak perlu harus panjang membentang sejauh angkasa, jika pada akhirnya paragraf awal sudah memberikan pesan dan ke mana bahtera rasa akan dibawa, bukankah itu lebih meyakinkan daripada sekedar bertele-tele belaka?
Terkata cinta tak juga harus memaksa diri melampaui apa yang tidak mungkin, jikalau pada narasi yang singkat itu mampu memberikan gambaran tentang bagaimana pendewasaan tumbuh hasil dari sebuah rasa, bukankah itu yang lebih berharga?
Sekarang pilihlah…
Dan buat hatimu nyaman
Setiap kamus rasa yg tertuang berhasil menghanyutkan setiap pembacanya, membuat jatuh hati pada setiap rasa yg coba digambarkan, juga termotivasi dari tiap-tiap aktivitas yg dilakukan. Semangat menginspirasi kak!!
BalasHapus