Seharusnya, kita tidak pernah bertemu pada saat itu. Saat di mana kata yang terucap mengukuh penuh harap pada angan.
Semestinya hal itu tidak pernah terjadi, agar tak membekas menjadi kenangan dan justru membuat nyata yang mungkin tak semanis keinginan.
Dan pula, aku tak perlu bersikukuh menghampirimu. Supaya selalu ada harap dikemudian hari yang terbungkus indah dan mampu tercurahkan pada komitmen terbaiknya.
Hari di mana ada yang bertarung dengan waktu, susah payah menghampiri meski jarak coba menjadi penghalang. Bagiku kebahagiaan adalah bertemu denganmu, ya aku harus jujur. Di mana hati sudah lama berkecamuk akan rindu, dalam hitungan detiknya sangat menyayatkan pada insan yang tak bertemu jua.
Engkau kenakan baju yang sepertinya pernah ku ingat dulu, ya, aku yakin pernah melihat engkau mengenakannya, saat itu, dulu, saat di awal masa dengan perhatian yang tak pernah teralihkan walau hanya sekejap.
Mari lupakan sejenak tentang warna yang melekat pada tubuh, dan pula tentang hal lainnya yang menjadi penghalang, dan fokuslah pada satu hal, yaitu kamu.
Aku gagap, kalimat yang kuinginkan justru tertahan, padahal awalnya itu sudah berpadu mantab dengan balutan kata puitis bersamanya. Namun yang keluar hanya ucapan bodoh, ya, seperti itu aku mengartikannya, terbata, dan seperti tidak jelas arahnya. Maaf…
Lantas engkau berbalas senyum, sungguh itu meneduhkan, aku menafsirkannya sebagai sebuah keoptimisan, ya aku, aku seoalah terpana, bersanding merdu merasuk relung hati terdalam.
Oh, indahnya saat itu, seandainya kembali terulang, aku memilih untuk tidak pernah melakukannya, terpaku dibalik pintu, menatap jauh, memendam dalam diam, dan meneduhkannya dalam lantunan pujaan kepada Sang Pemilik Hati.
Itu inginku…
Agar tak ada ekspetasi setinggi langit yang menuntut kesempurnaan, dan mengabaikan penerimaan akan kekurangan.
Agar tak ada pula kisah perpisahan hasil dari sekumpulan keresahan yang pernah aku tanyakan namun engkau memilih bungkam
Dan juga tak akan ada epilog untuk kisah kebersamaan yang sudah terjalin lama
Ya.. seandainya engkau dan aku masih tetap seperti dulu, sebelum saat itu, di mana saling mengagumi, dan diam-diam mencari kabar
bagus banget tullisannya
BalasHapussatu diantara tulisan bagus dengan kategori sama
BalasHapus