Peringatan untuk Anda, bisa jadi tulisan ini akan begitu panjang hingga menyita waktu berharga Anda….
Berawal dari bulan Januari 2018
Kalau ada yang bilang ini terlalu cepat, tentu tidak…
Ini tentang bagaimana memanfaatkan waktu yang dimiliki dikarenakan ada target yang harus dikejar. Walau mungkin tak sebaik yang lain, tapi setidaknya ini adalah pilihan untuk melangkah jauh mendekati impian.
Sejujurnya saya berpacu dengan waktu untuk mengejar ketertinggalan dibandingkan orang lain, berkonsultasi setiap harinya, dan juga melakukan revisi dibeberapa bagian, tak mudah, tak seperti orang lain bayangkan, tak pula seperti kisah asmara antara dua insan yang perjalanannya selalu dipermudah dan diberikan kejutan romantis pada setiap sesinya, tak seperti itu, tak seperti drama.
Perjalanan panjang yang dilalui akhirnya mengantarkan pada keputusan untuk memilih langkah pasti. Sebuah langkah yang menuntaskan setengah perjalanan menuju tangga sarjana. Katanya kalau berhasil pada tahap ini, ke depan akan mudah menyelesaikan beberapa bab lagi.
Dan seminggu sebelum waktu yang ditentukan tiba, saya melakukan banyak perubahan, memperbanyak lembaran halaman pada bagian-bagian penting, dan juga mempersiapkan sebuah presentasi.
Terkhusus pada bagian presentasi, yang saya lakukan adalah coba mempersiapkannya dengan sebaik mungkin, mengumpulkan informasi dari berbagai orang tentang presentasi yang menarik, meminta berbagai karya orang yang sudah pernah seminar, dan terakhir meminta pendapat dari beberapa orang tentang presentasi yang saya dibuat. Mungkin ada sekitar 20 lebih orang yang dijadikan guru dalam pembuatan ini, dan saran dari mereka menjadi pembelajaran yang amat sangat luar biasa untuk proses perbaikan.
***
Hari itu tiba, saya datang lebih cepat, lebih pagi, dan tumben saya melakukan hal ini. Tumben juga rapi #katanya
Sempat berpindah tempat, dan mondar-mandir ke sana kemari mencari dosen, berlarian di lorong-lorong. Setidaknya itu menegaskan bahwa Anda perlu olahraga pagi sebelum presentasi. Ini bisa menjadi catatan penting untuk semuanya.
Saya tak perlu panjang menjelaskan tentang apa yang terjadi saat itu, saat di mana saya terjebak dalam ketidaksiapan, bukan dari segi presentasi, namun dari makna mendalam pada hal yang akan diteliti. Apalagi kejadian itu disaksikan oleh banyak orang, yang mungkin dalam dugaan mereka sedang merasa prihatin, atau mungkin merasa kasihan, atau juga sependapat dengan berbagai hal yang disampaikan, entahlah, dalamnya hati seseorang siapa yang tau?
Pasca hari itu, saya mengalami demotivasi. Seolah apa yang selama ini begitu amat dikejar, luntur seketika. Dan selama berjalannya waktu, perenungan menjadi tempat bernaung. Namun tidak sampai memutar lagu galau sambil nangis tersendu-sendu, tidak sampai segitu, hanya ada pikiran kosong diselimuti kebingungan untuk berbuat apa.
Seminggu setelahnya, saya coba kembali membayangkan tentang kejadian pada saat itu, bukan mencari kambing hitam dari segalanya, namun coba mencari pelajaran berharga, lebih tepatnya sebuah hikmah.
Sembari membuka beberapa lembaran catatan penting, dan sebuah kalimat "Jikalau engkau ditimpa masalah, bukan masalah itu yang engkau perbesar, namun hati yang engkau lapangkan". Kalimat pembelajar tentang makna kehidupan.
Saya coba elaborasikan, setidaknya ada beberapa makna yang saya dapatkan. Pertama tentang diri yang tidak mau bersyukur, padahal yang lain belum tentu bisa cepat melangkah seperti itu, sungguh ini menjadi sebuah pukulan.
Kedua tentang keikhlasan, bahwa kali ini hati benar-benar kalah pada berbagai ujian, padahal tidaklah sebuah ujian itu melampaui batas kemampuan seseorang? Kali ini saya lupa untuk melapangkan dada, dan terpuruk akan keadaan.
Ketiga, saya lupa, bahwa masukan yang diberikan adalah sebagai rasa kasih sayang agar dikemudian saya lebih baik. Saya fokus kepada presentasi dan desainnya, namun lupa menguatkan substansi dan berbagai poin penting di dalamnya. Pukulan telak bagi saya, mengabaikan hal yang semestinya harus ada sebagai nilai kebermanfaatan.
Jujur, saya akui saya bodoh, jikalau lebih cepat untuk akhirnya memahami, mungkin beberapa hari yang lalu sudah menjadi langkah progresif. Namun ternyata harus seminggu lamanya untuk mampu memahami bait-bait yang sudah terjadi.
Sekarang, kita lihat apakah pembelajaran yang didapat akan menjadi realisasi langkah ke depan? Semoga, Selalu, dan Selamanya
Posting Komentar