Ketahuilah bahwa di tahun 2017 adalah hal yang sangat luar biasa menurut saya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan segala dinamika yang ada menjadi bahan untuk pendewasaan diri, setidaknya itu yang saya pahami, dan mohon maaf jikalau pembelajar ini masih bodoh dan jauh dari kata sempurna.
Menuju penghujung akhir perjalanan di tahun 2017, sempat heboh dengan rilis dari Pemira, ketika akhirnya nama saya dipublikasikan sebagai salah satu calon yang mengambil berkas bersama dengan agung. Saya berterima kasih kepada Hilda yang telah mengambil berkas tersebut untuk akhirnya membuka segala keraguan yang selama ini ada.
Mari mundur jauh sejenak sebelum akhirnya kejadian pada malam itu akhirnya ada
Memasuki paruh kedua, tepatnya sekitar bulan juli dan agustus saya mengalami yang namanya dilema. Mengejar mimpi untuk melangkah lebih tinggi atau justru mencukupkan untuk akhirnya memutar haluan memilih langkah lainnya.
Maka orang tua adalah tempat terbaik untuk akhirnya berdiskusi, dan pada saat itu pula saya sampaikan mimpi saya selama 20 tahun ke depan, tentang apa, dengan siapa, dan bagaimana saya akan meraihnya. Dan ternyata, orang tua jauh memikirkan dari apa yang saya bayangkan, dari situ segalanya mulai menjadi jalan.
Karena saya masih bodoh, dan butuh banyak belajar, konsep yang selalu saya terapkan adalah belajar langsung dari apa yang dilakukan. Ditambah dengan beberapa referensi yang akhirnya memberikan saya sebuah pemikiran yang akhirnya saya coba lakukan.
Saya coba mengumpulkan opini publik dengan apa yang saya perbuat, setidaknya ada 21 lebih redaksi kalimat yang saya coba sebarkan kepada 21 orang yang saya percaya, tentunya 21 kalimat tersebut berbeda isinya, dan saya coba berbagi 3 dari 21 kalimat tersebut kepada kalian:
1. Doakan saya mau maju
2. Orang tua ingin lulus cepat
3. Ingin menyelesaikan kepengurusan
Memang kalimat tersebut dipenggal-penggal, dan sengaja coba dibuat banyak makna. Saya menyatakan hal tersebut dengan 21 kalimat yang berbeda, kepada 21 orang yang berbeda pula. Dan kalian tau hasilnya apa? Setidaknya ada 16 kalimat yang akhirnya tersebar begitu saja, padahal di awal saya sudah menyampaikan kepada setiap orang yang saya ajak berbicara untuk akhirnya kalimat itu hanya konsumsi pribadi diantara percakapan saya dengan orang tersebut.
Saat tersebar ke umum, saya pura-pura bertanya siapa yang menyebarkan, padahal dalam hati sudah tau bahwa ini dari dia, ah kamu tercyduk hehehe…
Dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa ada orang yang bisa dipercaya untuk menjaga rahasia, namun ada pula yang tidak bisa, dan dari itu pula saya bisa tau siapa saja.
Bukan berarti mereka yang menyebarkan hal tersebut tidak dapat dipercaya, mereka dapat dipercaya, namun bukan untuk hal yang dirahasiakan.
Selain itu, saya coba lakukan beberapa hal lain, seperti melakukan post di media sosial untuk akhirnya memancing opini. Ya mungkin beberapa paham dengan apa yang saya maksud.
Seterusnya banyak opini yang akhirnya berkembang dan dijadikan patokan tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada saya, seru sih, jadi bahan obrolan dan dapat banyak masukan itu tandanya mereka perhatian. Dan saya jadi bisa membuat banyak daftar hasil dari apa yang terjadi selama itu untuk jadi sarana perbaikan diri.
Terus kenapa hal ini diceritakan? Hanya sebagai informasi saja, dan sekalian memperbanyak tulisan yang ada hehehe… Oke berlanjut dengan apa yang terjadi pada malam pengambilan form
Kondisi pada saat itu saya sedang bersantai dengan beberapa pengurus dari ISMKMI, tepatnya di Mesjid Ukhuwah Islamiyah (MUI), dan berencana makan di Mie Ayam Sengketa yang ada di antara FISIP dan FIB, sekedar informasi, ini mie ayam enak banget, silahkan dicoba dan dibuktikan #spoiler
Dan ternyata rencana itu akhirnya terealisasi, saya dan teman-teman akhirnya makan di sana, dan pada saat itu, tepat di jam itu, adalah hari terakhir pengambilan Form Calon.
Saya ingat sekali pada saat mie ayam itu baru masuk ke mulut, berbagai notif bermunculan, karena memang pada saat itu, teman saya Hilda dipublikasikan sudah mengambil form atas nama saya. Sedang saya masih fokus makan, menambah sambal dan kecap, dan mengaduk-ngaduk mie agar bumbunya rata serta nikmat, saya juga sempat tersenyum kepada abang yang jualan mie sembari meminta tambahan ayamnya.
Berhubung sudah sedikit lagi mie ayam, saya mulai membuka beberapa notif yang isinya berbagai macam dinamika yang terjadi, ada yang marah dan kesal, ada yang langsung menawarkan diri jadi tim, ada yang mensupport, bahkan ada yang beropini buruk tanpa akhirnya mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada saya.
Padahal di beberapa hari sebelum ini terjadi, dalam forum dan dalam berbagai chat orang yang penasaran terhadap apa yang akan saya lakukan dikemudian hari, saya sudah menyampaikan bahwa saya tidak maju, kalaupun iya, saya sudah adakan forum untuk terlebih dahulu menyatakannya kepada kalian.
Intinya seperti itu, walau kenyataannya, beberapa curiga, beropini lain, seolah tidak percaya dengan kalimat yang pernah saya lontarkan dulu, termasuk dengan beberapa orang yang sangat saya percaya, namun ternyata mereka juga tidak sepercaya itu dengan saya. #ahsudahlah
Jadi dengan kejadian pengambilan form calon itu, dan segala hal yang telah terjadi sebelumnya, dari sini dapat disimpulkan bahwa orang yang awalnya dianggap teman ternyata masih belum mampu mendefinisikan makna itu. Sedangkan mereka yang selama ini dianggap musuh karena berbagai perspektif yang muncul, ternyata mereka adalah orang-orang yang sebenarnya sangat tulus dan baik, bahkan menawarkan untuk membantu.
Lalu secepat itukah untuk menarik kesimpulan? Tidak sama sekali, karena di awal tahun 2017 saya juga sudah melakukan hal yang sama dengan coba mengumpulkan opini yang ada, menyebarkan beberapa kalimat dengan orang-orang yang dipercaya, dan ternyata hasil yang didapat tidak jauh berbeda.
Berlanjut setelah kejadian itu, akhirnya saya pribadi mampu mendefinisikan dan memetakan siapa saja yang benar-benar bisa dijadikan teman untuk dipercaya, berprasangka baik, dan mengkonfirmasi terlebih dahulu. Sedangkan yang diluar hal itu, bahkan membangun opini negatif, serta tindakan mengeluarkan dari forum dan grup, saya pribadi berterima kasih, karena berkatnya mampu mencerahkan tentang siapa yang layak membersamai langkah.
Padahal kalau diketahui lagi, agung dan hilda lulus di awal 2018, ya kali nanti kalau jadi maju, terus wakilnya lulus duluan sebelum kepengurusan di mulai hehehe…
Terima Kasih Agung dan Hilda, kalian membuat tahun 2017 jadi lebih berwarna
"Jadi saya masih bodoh, butuh banyak belajar, jadi dengan melakukan, saya akhirnya mampu mendapatkan pembelajaran"
Oooo seperti itu
BalasHapus