Kembali dalam renungan panjang untuk akhirnya menentukan pilihan, bahkan hingga akhir pendaftaran juga masih mempertimbangkan. Di sini, dalam keadaan senja yang mulai membaur dengan malam, saya masih belum berani untuk memutuskan, tentang langkah besar yang akhirnya akan perjuangkan.
Banyak notifikasi yang masuk, isinya berupa ajakan untuk akhirnya menebar manfaat diberbagai organisasi, bahkan diantaranya menjajikan untuk langsung diterima. Entahlah, saya bimbang, antara menuruti keinginan dan untuk memenuhi kebutuhan amanah rasanya sekarang beda tipis.
Jikalau saya memilih ini, maka saya harus minta maaf kepada teman-teman dan tempat saya bernaung saat magang, dan hingga pukul 20.27 WIB, hal itu masih menjadi tanda tanya besar tentang pilihan.
Berujung pada suatu hal yang akhirnya benar-benar pada ketulusan diri, karena ini adalah hasil analisis kebutuhan, teman-teman saya sangat butuh ini. Sangat butuh orang yang mengerti akan akademik, fasilitas, dan finansial. Saya yakin, inilah yang akan menjadi kebutuhan selama berkuliah nanti.
Dan tepat 10 menit sebelum penutupan, saya kabarkan permintaan maaf itu, dan menentukan satu-satunya pilihan yaitu Adkesma
Banyak notifikasi yang masuk, isinya berupa ajakan untuk akhirnya menebar manfaat diberbagai organisasi, bahkan diantaranya menjajikan untuk langsung diterima. Entahlah, saya bimbang, antara menuruti keinginan dan untuk memenuhi kebutuhan amanah rasanya sekarang beda tipis.
Jikalau saya memilih ini, maka saya harus minta maaf kepada teman-teman dan tempat saya bernaung saat magang, dan hingga pukul 20.27 WIB, hal itu masih menjadi tanda tanya besar tentang pilihan.
Berujung pada suatu hal yang akhirnya benar-benar pada ketulusan diri, karena ini adalah hasil analisis kebutuhan, teman-teman saya sangat butuh ini. Sangat butuh orang yang mengerti akan akademik, fasilitas, dan finansial. Saya yakin, inilah yang akan menjadi kebutuhan selama berkuliah nanti.
Dan tepat 10 menit sebelum penutupan, saya kabarkan permintaan maaf itu, dan menentukan satu-satunya pilihan yaitu Adkesma
***
Wajar jikalau perjalanan panjang selama setahun ini selalu diawali dengan perkataan, mengapa pindah? Mengapa tidak lanjut? Dan juga tentang pernyataan “Dasar Pengkhianat!”
Rentetan pertanyaan dan pernyataan yang ditujukan seolah coba mengklarifkasi, dan tidak sedikit pula yang justru menghakimi. Dan itu konsekuensi setiap langkah yang diambil, semoga mereka mengerti alasan dibalik itu semua, serta segala senyum yang coba saya hadirkan kepada mereka karena justru ini demi kalian
Nyatanya saya menemukan keluarga baru disini, Adkesma BEM IM FKM UI 2015. Keluarga yang membuat saya penasaran dengan siapa saja yang ada disana, bahkan hari pertama kumpul saya rela untuk langsung menuju Depok sehabis kembali dari kampung halaman, dan ternyata kadeptnya belum ada karena punya agenda lain.
Selama setahun perjalanan, saya diamanahkan sebagai PJ Advokasi, banyak kisah yang ada, dari mulai Kadept Kak Cia yang selalu bahagia kapanpun dan dimanapun, dan juga kakak-kakak di sana yang paling siap support, serta teman-teman seangkatan yang tidak pernah lelah memberikan yang terbaik untuk Adkesma 2015. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak memasukkan kalian menjadi salah satu dari keluarga saya.
Setahun kisah yang diwarnai pula dengan tawa dan tangis, ada pula tentang kebahagiaan luar biasa saat advokasi berupa kelas Semester Pendek yang akhirnya terealisasi, fasilitas yang mulai memadai, dan yang terpenting tentang bagaimana kalau ada yang terjatuh dan lelah, selalu ada tangan untuk merangkul dan juga pundak untuk bersandar, dan selalu ada alasan untuk akhirnya kembali pada kebersamaan.
Teringat pula menjelang akhir kepengurusan 2015, saya juga ingat persis tentang keinginan saya untuk maju sebagai kadept, namun maaf kalau akhirnya itu kembali tidak terealisasikan.
Setidaknya melalui surat perpisahan kepada seluruh Kakak-Kakak Adkesma 2015 sudah saya jabarkan alasan dan ucapan terima kasih kepada semua. Bahkan melalui VN WA juga saya sampaikan tentang sangat berartinya keluarga ini di proses kehidupan saya. Harapan terbesar tentang doa dan dukungannya kepada saya, juga pertanyaan besar tentang "Kapan ya Foto bareng lagi?"
Akhir dari segalanya, saya memilih jalan lain untuk tahun depan. Karena di sini sudah ada orang-orang hebat yang siap melanjutkan. Saat itu pula saya berpikir buat apa melawan teman sendiri, lebih baik saya mencari tempat lain untuk bermanfaat. Grand Design itupun dihapus dan dibiarkan begitu saja.
Untuk pilihan yang saya tentukan ke depan adalah sebuah tantangan besar. Siap pula jikalau ada yang bilang "Dasar Pengkhianat" karena saya yakin mereka hanya mampu berkata sedang saya harus membungkamnya dengan membuktikan dan kerja nyata yang bermanfaat.
Posting Komentar