Day 9. Sabtu, 9 Januari 2016. Terbangun di siang hari sambil menatap ke kiri dan kanan, sempat panik sambil buru-buru mandi dan berkemas. Kemudian baru tersadar, kalau teryata FKM UI Peduli 11 masih keesokan harinya. Ada perasaan malu karena takut ketinggalan eh malah kecepatan, tapi ada perasaan bangga karena bisa menyiapkan barang keperluan lebih awal.
Itulah cerita yang mengawali hari ini, suatu siang yang bagi saya masih dalam nuansa pagi, dan sebuah persiapan dini dari kelupaan yang terlalu lama lelap dalam mimpi.
Setidaknya hari bisa menyelesaikan banyak hal, termasuk juga Voice Note untuk AdkesmAjaib dan juga materi untuk intervensi. Sisanya hanya mengabiskan waktu dengan tiduran sambil membaca berita.
Kalau ingat tentang proses wawancara dulu, ada hal yang begitu amat menggelikan, utamanya tentang sebuah pemahaman. Berawal dari rasa penasaran dan modal nekat untuk mencoba, akhirnya memberanikan diri mendaftar di FKM UI Peduli 11 sebagai volunteer. Sehingga pas sesi wawancara, inilah yang terjadi, dengan tidak terlalu paham, dan menjawab niat apa yang akhirnya memberanikan diri, jawabnya adalah karena ingin membantu dalam hal logistik.
Namanya juga volunteer, cari di arti kata ya sukarelawan, saya kira karena kekurangan orang dan biasanya butuh cowok, ya udah, saya daftar volunteer karena ingin bantuin dibagian logistik. Ternyata, hal tersebut berbeda dari apa yang saya pikirkan, dan kocaknya pas sesi wawancara, yang wawancara justru tertawa dan anehnya bisa lulus juga hahahaha....
Jadi, ada hikmah di balik ini semua. Untuk ke depan, sebelum mendaftar apapun itu, harus benar-benar memahami apa yang didaftar. Jangan sampai kejadian seperti saya, jadinya pas wawancara berasa bodoh. Camkan itu teman-teman
Kalau ingat tentang proses wawancara dulu, ada hal yang begitu amat menggelikan, utamanya tentang sebuah pemahaman. Berawal dari rasa penasaran dan modal nekat untuk mencoba, akhirnya memberanikan diri mendaftar di FKM UI Peduli 11 sebagai volunteer. Sehingga pas sesi wawancara, inilah yang terjadi, dengan tidak terlalu paham, dan menjawab niat apa yang akhirnya memberanikan diri, jawabnya adalah karena ingin membantu dalam hal logistik.
Namanya juga volunteer, cari di arti kata ya sukarelawan, saya kira karena kekurangan orang dan biasanya butuh cowok, ya udah, saya daftar volunteer karena ingin bantuin dibagian logistik. Ternyata, hal tersebut berbeda dari apa yang saya pikirkan, dan kocaknya pas sesi wawancara, yang wawancara justru tertawa dan anehnya bisa lulus juga hahahaha....
Jadi, ada hikmah di balik ini semua. Untuk ke depan, sebelum mendaftar apapun itu, harus benar-benar memahami apa yang didaftar. Jangan sampai kejadian seperti saya, jadinya pas wawancara berasa bodoh. Camkan itu teman-teman
"Hidupmu adalah hitungan mundur menuju akhir, hanya yang mampu memanfaatkannya dengan sebaiknya maka akan merasakan itu semua jauh lebih berarti"
Widih anak BEM, staf terbaik
BalasHapus