Day 2. Sabtu, 2 Januari 2016. Ada pelajaran berharga untuk hari ini, setidaknya itu terbukti tadi siang. Saat terik matahari menjadi saksi keletihan, dan debu yang berterbangan menjadi pemandangan. Diantaranya ada pesan tentang kehidupan, entah itu masuk akal ada sekedar gurauan, tapi bagi saya ini sebuah pembelajaran.
Ketika perut lapar, sebuah warung nasi padang menjadi tujuan. Harapannya sederhana, bisa makan, kenyang dan yang pasti dengan harga murah sesuai idaman. Terkhusus hari ini ada yang beda, lebih kepada keuangan yang Alhamdulillah di atas ambang kesusahan, apalagi baru cair uang dari pekerjaan.
Awalnya, seporsi nasi menjadi sesuatu yang mengenyangkan, tetapi alangkah anehnya ketika itu tidaklah menjadi tumpuan untuk hari ini. Entah mengapa rasanya harus nambah, setidaknya bungkus bawa pulang dan makan dikontrakan.
Saya sempat bercanda tentang hal ini kepada seorang teman yang juga ikut makan, sebut saja Mr D. Walau makan di tempat yang sama, tapi tetap saja menganut prinsip "Kenyang bareng, bayar sendiri". Menyinggung tentang seporsi tadi ternyata sejalan dengan apa yang ada dipikirannya. Dia juga merasakan bahwa masih ada kesempatan seporsi nasi lagi singgah di perantauan (baca: perut). Dan dia baru saja mendapatkan bayaran atas jerih payahnya dalam sebuah pekerjaan.
Kami sempat berdiskusi sambil jalan dengan membawa sebungkus nasi lagi menuju kontrakan. Ya sebungkus, karena akhirnya saya tergoyahkan untuk menuruti keinginan. Padahal sebelumnya, bisa makan sekali dalam sehari saja sudah menjadi sebuah kenikmatan, atau mungkin saya lupa tentang makna bersyukur?
Dalam pembicaraan penuh gurauan, kami mencoba bijak tentang hal ini, bisa jadi keinginan perut untuk makan lagi, sejalan dengan keuangan yang masih meninggi. Atau mungkin inilah makna tentang kehidupan, bagaimana semakin banyak yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula keinginan. Tapi... itu tergantung setiap orang.
"Bersyukur menjadi sebuah kenikmatan atas setiap keinginan yang berlebihan"
Kata2x ini indah banget
BalasHapus"Kalau beryukur menjadi sebuah kenikmatan, maka itu adalah jalan keluar atas setiap keinginan yang berlebihan"