Seorang pernah berkata kepada saya
bahwa ada saatnya nanti kamu akan mengemban banyak amanah dan pundak ini
nantinya akan diuji seberapa kuat menahan beban itu.
Kini saya diantara hal itu,
diantara tanggungjawab yang sebenarnya saya bingung dan bertanya-tanya kenapa
harus saya?
Saya mengemban lebih dari satu
amanah, seolah saya tidak mampu menolak hal itu! Sedangkan saya tau bahwa itu
adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan, atau mungkin saya sedang terbuai
oleh mimpi indah dan berharap bangun untuk mengakhiri semuanya?
Haruskah saya merelakan sesuatu
yang diamanahkan untuk sesuatu yang lebih diutamakan? Atau mungkin saya
berpura-pura mengutamakan hal yang lebih baik bagi saya, sembari saya
melepaskan perlahan amanah yang sebelumnya saya genggam dan berkilah bahwa
amanah yang satu ini jauh lebih berharga dari yang lainnya.
Atau mungkin dengan alasan lelah,
saya coba menarik simpati orang lain agar perlahan mereka terjerumus dalam hal
itu untuk kemudian mereka juga lelah meminta kepada saya?
Atau yang lebih bagus dengan alasan
akademik, saya coba asingkan hak mereka untuk nantinya saya hanya memenuhi
kepentingan pribadi saya?
Atau mungkin ini hanyalah mimpi
saya semata, lewati saja seolah telinga saya sudah tidak peka lagi mendengar
keluhan mereka
Entahlah, saya juga sedang bimbang...
Apalagi amanah bukan untuk digadaikan dengan amanah yang baru, bukan untuk ditinggalkan untuk kepentingan lain, atau dibiarkan karena masih ada orang lain yang bisa diminta bantuan.
Apalagi amanah bukan untuk digadaikan dengan amanah yang baru, bukan untuk ditinggalkan untuk kepentingan lain, atau dibiarkan karena masih ada orang lain yang bisa diminta bantuan.
Karena sejatinya amanah yang digenggam ibarat bara api, jika tidak digenggam erat maka akan membakar diri
Tersihir sama tulisannya :')
BalasHapusBagus dan bermakna
Salam kenal kak
Amanah bukan untuk digadaikan, setuju dgn kata" ini
BalasHapusTulisannya bagus, menyadarkan
BalasHapus